KESEHATAN
MENTAL
DISUSUN OLEH:
IKHTIARNA UKHTI MALION (13512588)
MUHAMMAD ARIEF MUNANDAR (14512881)
NURSILA RAISAMATARI. S (15512518)
RHEZA YUDHISTIRA WIBOWO (16512235)
TANIA INDRIANA (16509639)
KELAS: 2PA03
UNIVERSITAS
GUNADARMA
TEORI
HUMANISTIK TENTANG
KESEHATAN
MENTAL
A. PENGERTIAN HUMANISTIK
Banyak sekali teori yang mengemukakan tentang
kepribadian, akan tetapi pada pembahasan kali ini, kami dari kelompok
“Humanistik” hanya akan membahas mengenai teori kepribadian Humanistic. Dalam
pandangan Humanistic, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya
serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku
mereka. Maslow menekankan bahwa individu merupakakn kesatuan yang terpadu dan
teroganisasi, sedangkan Kelly menyakini bahwa tidak ada kebenaran yang objektif
dan kebenaran yang mutlak absoulot (dalam Hikmat,2012).
Teori Humanistic dipandang sebagai “third
force” (kekuatan ketiga) dalam psikologi, dan merupakan alternative dari kedua
kekuatan yang dewasa ini dominan (psikoanalisa dan behavioristik). Kekuatan
ketiga ini disebut humanistic karena memiliki minat yang eksklusif terhadap
tingkap laku manusia. Humanistic dapat diartikan sebagai “Orientasi eoritis
yang menekankan kualitas manusia yang unik, khususnya terkait dengan free will
dan potensi untuk mengembangkan dirinya”
Humanistik
mulai muncul sebagai sebuah gerakan besar psikologi dalam tahun
1950-an. Aliran Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog
terkenal seperti Gordon Allport, Abraham
Maslow dan Carl Rogers.
Walaupun
psikolog humanistik dipengaruhi oleh psikoanalisis dan behaviorisme, namun
aliran ini mempunyai ketidaksesuaian yang sangat berarti dengan psikoanalisis
dan behaviorisme. Tekanan utama yang oleh behavioris dikenakan pada stimuli dan
tingkah laku yang teramati, dipandang Psikologi Humanistik sebagai
penyederhanaan yang keterlaluan yang melalaikan diri manusia sendiri dan
pengalaman-pengalaman batinnya, tingkah lakunya yang kompleks seperti cinta,
nilai-nilai dan kepercayaan, begitu pula potensinya untuk mengarahkan diri dan
mengaktualisasikan diri. Maka psikologi humanistik sangat mementingkan diri
(self) manusia sebagai pemersatu yang menerangkan pengalaman-pengalaman
subjektif individual, yang banyak menentukan tingkah lakunya yang dapat
diamati. Psikolog-psikolog Humanistik pun tidak menyetujui pandangan pesismis
terhadap hakekat manusia dan dicerminkan oleh psikoanalisis Freud maupun
pandangan netral (tidak jahat dan tidak baik) kaum behavior.
Kedua
aliran itu memandang tingkah laku manusia secara salah yaitu sebagai tingkah
laku yang seluruhnya ditentukan oleh kekuatan-kekuatan diluar kekuasaannya;
apakah kekuatan-kekuatan itu berupa motif-motif yang tak disadari atau
conditioning dari masa kanak-kanak dan pengaruh lingkungan. Bertentangan dengan
kedua pandangan aliran tadi, aliran Humanistik menyetujui sebuah konsep yang
jauh lebih positif mengenai hakekat manusia, yakni memandang hakekat manusia
itu pada dasarnya baik. Perbuatan-perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan
diri sendiri dipandang sebagai tingkah laku patologik yang disebabkan oleh
penolakan dan frustasi dari sifat yang pada dasarnya baik itu. Seorang manusia
tidak dipandang sebagai mesin otomat yang pasif, tetapi sebagi peserta yang
aktif yang mempunyai kemerdekaan memilih untuk menentukan nasibnya sendiri dan
nasib orang lain.
Psikologi
Humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan
keunikan manusia. Psikologi humanistic manusia adalah makhluk kreatif, yang
dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan pada
kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Abraham
Maslow menekankan pada teori motivasinya, yaitu:
1.
Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
2.
Kebutuhan-kebutuhan rasa aman
3.
Kebutuhan-kebutuhan rasa cinta dan memiliki
4.
Kebutuhan akan penghargaan
5.
Kebutuhan akan aktualisasi diri
B. MENINJAU KESEHATAN MENTAL MENURUT HUMANISTIK
Dari
kebutuhan di atas manusia memiliki motivasi yang mempengaruhi sikapnya.
Motivasi menimbulkan perilaku. Sesuai dengan keyakinan humanistic bahwa manusia
unik maka untuk memenuhi kebutuhan manusia melakukan hal-hal yang berbeda,
kreatif dan bebas dari segala tekanan dari luar. Dalam mengambil keputusan
individu yang sehat juga menggunakan segala aspek psikologisnya seperti
emosional dan intelegensinya dan tidak terburu-buru. Hal tersebut merupakan
ciri dari orang yang memiliki jiwa yang sehat.
Dan
kesehatan mental menurut humanistic adalah setiap manusia memiliki caranya
masing-masing untuk mengatasi gangguan mentalnya dan bagaimana manusia
melakukan hal yang berbeda-beda dalam menghadapi berbagai tekanan yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan mental.
Menurut aliran humanistic kepribadian yang
sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam
dirinya sendiri. Bukan saja mengandalkan pengalamn-pengalaman yang terbentuk
pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai
yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat baik
(dalam Pramudityo,2013) . bagi ahli-ahli psikologi humanistic, manusia jauh
lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatsi masa lampau, kodrat
biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus berkembang dan tumbuh
melampaui kekuatan-kekuatan negative yang secara potensial menghambat.
C. KESEHATAN MENTAL MENURUT ALLPORT
Allport
percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat tidak dikuasai oleh
kekuatan-kekuatan tak sadar (kekuatan yang tidak dapat dilihat dan
dipengaruhi). Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tidak
sadar . individu yang sehat berfungsi pada tingkat rasional dan sadar,
menyadari sepenuhnya kekuatan yang membimbing dia dan dapat mengontrol kekuatan
itu juga.
Kepribadian
yang matang tidak dikontrol oleh trauma ataupun konflik pada masa kanak-kanak.
Pusat dari kepribadian kita adalah intensi-intensi kita yang sadar dan sengaja,
misalnya harapan, aspirasi dan impian. Manusia didorong untuk mereduksikan
tegangan-tegangan, menjaga supaya tegangan-tegangan berada pada tingkat yang
paling rendah dan menjaga satu keadaan keseimbangan homeostatis internal atau
“homeostatis”.
Manusia
yang sehat memiliki kebutuhan akan sensasi-sensasi dan tantangan tantangan yang
bervariasi. Orang yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi masa depan,
dan visi itu menyatukan kepribadiannya dan membawa orang itu ke tingkat stress
yang lebih tinggi.
Menurut
Allport, kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan
dari integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan
tujuan. Tujuan-tujuan yang dicita-ditakan oleh orang yang sehat pada
hakikatnya tidak dapat dicapai. Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas
apabila dalam melakukan sesuatu hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka
baru merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.
A. Pendekatan Allport terhadap kepribadian
Individu-individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat
rasional dan sadar, menyadari kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan
dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga. Orang-orang yang sehat bebas dari
masa lampau. Orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang
dan oleh intense-intensi kea rah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa
depan. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa
kontemporer yang akan datang dan tidak mundur kembali kepada
peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak.
B. Motivasi pada pribadi yang sehat
Orang yang sehat didorong kedepan oleh suatu visi masa
depan dan visi itu dengan tujuan-tujuan khusus mempersatukan kepribadian dan
membawa orang itu kepada tingkat-tingkat tegangan yang bertambah. Motivasinya
lebih kepada mencari kepuasaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah salah
satu tujuan telah terpenuhi. Contoh: ketika kebutuhan biologis sudah terpenuhi
maka individu tersebut akan mencari lagi sesuatu yang baru yang dapat
memuaskannya.
C. Kriteria kepribadian yang sehat
1.
Perluasan diri sendiri
Orang menjadi matang, dia mengembangkan
perhatian-perhatian di luar diri.
2.
Hubungan diri yang hangat dengan orang-orang
lain
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan
keintiman-keintiman atau cinta serta simpati dan empati terhadap orang lain.
3.
Keamanan emosional
Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari apa
yang ada pada diri mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan.
4.
Persepsi realistis
Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif.
5.
Keterampilan-keterampilan dan tugas
Orang yang berjiwa sehat menggunakan
keterampilan-keterampilan secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan
diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
6.
Pemahaman diri
Memahami tentang hubungan atau perbedaan antara gambaran
tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang
seseungguhnya.
7.
Filsafat hidup yang mempersatukan
Orang yang berjiwa sehat memiliki pandangan hidup dan
nilai-nilai diri sendiri dalam menjalani hidup dan mengambil keputusan. Bukan
berdasarkan nilai-nilai dan pandangan orang lain.
Ketujuh hal di atas yang menjadi landasan dalam menyikapi
proporium sebagai landasan dasar perkembangan yang sehat.
Menurut Allport, kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam
diri, tetapi hasil sampingan dari integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi
dan tujuan. Tujuan-tujuan yang dicita-citakan oleh orang yang sehat pada
hakikatnya tidak dapat dicapai. Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas
apabila dalam melakukan sesuatu hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka
baru merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.
D. KESEHATAN MENTAL MENURUT MASLOW
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan
memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk
mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self-actuaizing person). Maslow
mengungkapkan teori motivasi bagi self-actualizing person dengan nama
metamotivation. Meta-needs, B-motivation, atau being values (dalam Ruswandi,dkk
2010). Beberapa kepribadian yang sehat menurut humanistic, adalah perilaku yang
mengarah pada aktualisasi diri. Misalkan seperti:
1.
Menjalani
hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2.
Mencoba
hal-hal baru dibandingkan bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak
berbahaya.
3.
Bekerja
keras untuk apa saja yang ingin dilakukan
4.
Mencoba
mengindetifikasikan pertahan diri dan memiliki keberanian untuk
menghentikannya.
E. KESIMPULAN
Teori humanistic menyatakan bahwa setiap manusia unik.
Manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan
pilihan-pilihannya sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Kesehatan mental menurut humanistic adalah sesuai dengan keyakinan humanistic
bahwa manusia unik maka untuk memenuhi kebutuhan manusia melakukan hal-hal yang
berbeda, kreatif dan bebas dari segala tekanan dari luar dan bagaimana manusia
melakukan hal yang berbeda-beda dalam menghadapi berbagai tekanan yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan mental.
Daftar Pustaka
Sumadi, Suryabrata. 2008. Psikologi Kepribadian.
RajaGrafindo Persada : Jakarta
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model Model
Kepribadian Sehat. Kanisius: Yogyakarta.
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Universitas Gunadarma:Jakarta
Semiun, Yustinus. 2006. Teori Kepribadian & Terapi
Psikoanalitik Fromm. Kanisius:Yogyakarta
Schultz Duane. 1991. Pengantar Psikologi Kepribadian Non
Psikoanalitik. Kanisius:Yogyakarta
Rochman,
Kholil.2010.Kesehatan Mental.Yogyakarta
: Fajar Media Press.
Ruswandi, Uus, Badrudin.2010. Pengembangan Kepribadian Guru.Bandung:
CV. Insan Mandiri.
Koswara, E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT.
Eresco.
Hikmat.2012.Teori Kepribadian
Humanistik. Jurnal. http://azriazizah0.blogspot.com/2013/03/teori-kepribadian-sehat.html
Pramudityo.
M.R. 2013. Teori Kepribadian Sehat
Menurut aliran Humanistik, Aliran Psikoanalisis, dan Aliran Behavioristik.
Jurnal. http://azriazizah0.blogspot.com/2013/03/teori-kepribadian-sehat.html.
0 komentar:
Posting Komentar