Tugas 8, Tugas 9 dan Tugas 10
(MOTIVASI)
1.
Definisi
Motivasi
Pengertian
Motivasi menurut Para Ahli :
Motivasi
berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu.
A.
Menurut
Sardiman
Motif merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan
kegiatan untuk mencapai tujuan.
B.
Menurut Mulyasa
Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan
adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.
C.
Menurut
Hamalik
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
D.
Menurut
Sardiman
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan.
2.
Teori
Drive Reinforcement
Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa
perilaku individual atau motivasi merupakan suatu fungsi dari konsekuensi dari
perilaku tersebut. perilaku yang diberi penguatan cenderung diulang, sedangkan
perilaku yang tidak diberi penguatan cenderung akan ditinggalkan atau tidak
muncul.
Strategi utama atau kontegensi
penguatan dengan penguatan (reinforce) positif : perilaku yang
dikehendaki, perilaku positif, keberhasilan diberi reward (hadiah, penghargaan,
pujian dsb) agar perilaku yg dikehendaki tersebut dipertahankan, diulang atau
dengan kata lain ada usaha dari pihak manajemen untuk meningkatkan kekuatan
atau frekuensi perilaku tersebut (positif, keberhasilan) dengan memberi reward.
A.
Reinforce negatif
Berusaha untuk meningkatkan kekuatan atau
frekuensi respon dari perilaku yg dikehendaki dengan menghindarkan adanya
stimulus negatif yang memungkinkan adanya respon yang tidak dikehendaki.
B.
Punishment
Berupa perlakuan tertentu fokusnya
bertujuan untuk menghilangkan perilaku yang tidak dikehendaki.
C.
Extingtion
Fokus untuk menurunkan, mengurangi
menghilangkan frekuensi munculnya perilaku yang tidak dikehendaki dengan cara
tidak memberikan reward yang seharusnya diterima apabila melakukan perilaku
yang dikehendaki.
Teori-teori drive yang lain telah
mengembangkan peran belajar dalam keaslian keadaan terdorong. Contohnya,
dorongan yang di pelajari (learned drives), seperti mereka sebut,
keaslian dalam latihan seseorang atau binatang atau pengalaman masa lalu dan
yang berbeda dari satu individu ke individu yang lain. Karena penggunaan
minuman keras sebelumnya, ketagihan heroin, contohnya mengembangkan suatu
dorongan untuk mendapatkan hal tersebut, dan karena itu mendorong ke arah itu.
Dan dalam realisasi motif sosial, orang telah belajar dorongan untuk kekuasaan,
agresi atau prestasi. Keadaan terdorong yang dipelajari menjadi ciri abadi dari
orag tertentu dan mendorong orang itu ke arah tujuan yang memadai, orang lain
mungkin belajar motif sosial yang lain dan didorong ke arah tujuan yang
berbeda.
Masih menurut Hull, suatu kebutuhan biologis pada
makhluk hidup menghasilkan suatu dorongan (drive) untuk melakukan
aktivitas memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa
makhluk hidup ini akan melakukan respon berupa reduksi kebutuhan (need
reduction response). Menurut teori Hull, dorongan (motivators of
performance) dan reinforcement bekerja bersama-sama untuk membantu makhluk
hidup mendapatkan respon yang sesuai (Wortman, 2004). Siegel dan Lane, mengutip
Jablonke dan De Vries tentang bagaimana manajemen dapat meningkatakan motivasi
tenaga kerja., yaitu:
a.
Menentukan apa jawaban yang diinginkan.
b.
Mengkomunikasikan dengan jelas perilaku ini kepada tenaga
kerja.
c.
Mengkomunikasikan dengan jelas ganjaran apa yang akan
diterima. Tenaga kerja jika jawaban yang benar terjadi.
d.
Memberikan ganjaran hanya jika jika jawaban yang benar
dilaksanakan.
e.
Memberikan ganjaran kepada jawaban yang diinginkan, yang
terdekat dengan kejadiannya.
3. Teori Harapan
Teori ini diciptakan oleh David
Nadler dan Edward Lawler yang didasarkan pada empat asumsi mengenai perilaku
dalam organisasi, yaitu:
A. Perilaku ditentukan oleh kombinasi
antara faktor faktor yang terdapat dalam diri orang dan
faktor-faktor yang terdapat di lingkungan.
B. Perilaku orang dalam organisasi
merupakan tindakan sadar dari seseorang, dengan kata lain perilaku
seseorang adalah hasi dari sebuah keputusan yang sudah diperhitungkanoleh
orang tersebut.
C. Orang mempunyai kebutuhan, keinginan
dan tujuan yang berbeda.
D. Orang memilih satu dari beberapa
alternatif perilaku berdasarkan besarnya harapan memperoleh hasil dari
sebuah perilaku.
Atas dasar asumsi tersebut, Nadler
dan Lawler menyusun model harapan yang terdiri dari 3 komponen, yaitu :
a.
Nilai
(Value)
Setiap
bentuk insentif punya nilai positif atau negatif bagi seseorang. Juga apakah
nilai itu besar atau kecil bagi seseorang.
Contoh : Seorang karyawan mendapatkan suatu penghargaan dari
perusahaan dengan diberikan plakat, karena bakti kepada perusahaan selama sekian
tahun. Tetapi, dampak negatifnya dapat membuat kecemburuan social terhadap
karyawan lain.
b.
Instrumentalitas
Adanya
hubungan antara pekerjaan yang harus dilakukan dengan harapan yang dimiliki.
Jadi jika pekerjaan dilihat bisa merupakan alat untuk mendapatkan apa yang
diharapkan timbullah motivasi kerja.
Contoh : seseorang mengikuti sebuah lembaga multi level marketing
(MLM) dengan mengharapkan keuntungan yang berlimpah, karena bila mengandalkan
insentif dari perusahaan tidak cukup memadai sebab bisnis MLM ini cukup
menjanjikan.
c. Pengharapan
Persepsi
tentang besarnya kemungkinan keberhasilan mencapai tujuan/hasil kerja.
Contoh: seorang karyawan mendapatkan insentif lebih bila melakukan kerja lembur.
Contoh: seorang karyawan mendapatkan insentif lebih bila melakukan kerja lembur.
4. Teori tujuan
dan implikasi praktisnya
Teori ini menyatakan
bahwa mencapai tujuan adalah sebuah motivator. Hampir setiap orang menyukai
kepuasan kerja karena mencapai sebuah tujuan spesifik. Saat seseorang
menentukan tujuan yang jelas, kinerja biasanya meningkat sebab:
A. Dia akan
berorientasi pada hal hal yang diperlukan
B. Dia akan
berusaha keras mencapai tujuan tersebut
C. Tugas tugas
sebisa mungkin akan diselesaikan
D. Semua jalan
untuk mencapai tujuan pasti ditempuh
Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan
yang jelas dan pasti. Dari teori ini
muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki
tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting
(penetapan tujuan).
5.
Teori
hierarki kebutuhan Maslow
A.
Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah
kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan
suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang
tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam
pencarian seseorang untuk kepuasan.
B. Kebutuhan
Keamanan
Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak
mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi
aktif. Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka kebutuhan
kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur sosial
(seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa tidak
aman dan perlu aman.
C. Kebutuhan
Cinta
Sayang dan kepemilikan, ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis
puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat
muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian
dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan
memberikan rasa memiliki.
D. Kebutuhan
Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi,
kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga
diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki
kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat
dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan
berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa
rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
E. Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan
hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow
menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan
apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik,
seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri
mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang,
kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak
dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui
apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang
ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Teori hierarki kebutuhan sering digambarkan sebagai
piramida, lebih besar tingkat bawah mewakili kebutuhan yang lebih rendah,
dan titik atas mewakili kebutuhan aktualisasi diri.
6. Kebutuhan
yang relevan dengan perilaku dalam organisasi
Kebutuhan
aktualisasi diri, Maslow ingin dirinya diakui oleh orang lain dalam organisasi
yang ia geluti.
Daftar
Pustaka
1. Edward
Hoffman. 1988. A Biography of Abraham Maslow. Los Angeles: Jeremy P.
Tarcher.
2. Alwisol.
2006. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Jakarta: UMM.
3. Sarwono, S.W.
(2005). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka
4. Vroom, VH dan Yetton, PW. (1973). Kepemimpinan
dan pengambilan keputusan. Pittsburg: University of Pittsburg.\
5. Nasikun. (1993). Sistem Sosial
Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
6. Sarwono, sarlito W. (2005). Psikologi
social (psikologi kelompok dan psikologi terapan). Jakarta : Balai
Pustaka
Nursila
Raisamatari
15512518
3PA03
Dosen: Ade
Wijaya
0 komentar:
Posting Komentar